Home » , » Fakta Dan Info Gunung Rakutak

Fakta Dan Info Gunung Rakutak

Posted by CB Blogger


Gunung Rakutak terletak di Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung Selatan, Jawa Barat. Dengan ketinggian mencapai 1922 Mdpl, gunung yang mungkin kurang begitu familiar ini ternyata menyimpan pesona alam yang mengagumkan.
Gunung ini juga menyimpan kisah sejarah tentang peristiwa masa lalu ketika kawasan ini digunakan sebagai tempat persembunyian Kartosuwiryo, pimpinan tertinggi DI/TII beserta para pengikutnya.
Dengan ketinggian tersebut, banyak pendaki yang cukup ‘meremehkan’ medan pendakiannya.  Namun untuk mencapai puncak gunung yang tidak terlalu tinggi ternyata membutuhkan perjuangan yang tak kalah melelahkan dengan pendakian lainnya yang lebih tinggi.
Salah satu jalur yang cukup menantang adalah Jembatan Shiratal Mustaqim.
Sebutan ini diberikan karena jalur yang menghubungkan antara puncak kedua dengan puncak utama tersebut memang sangat sempit, bahkan lebih sempit dari jembatan setan di jalur pendakian Gunung Merbabu yang terkenal mencekam.
Akses Jalan menuju ke Gunung Rakutak
Gunung Rakutak berada di sekitar 45 km dari pusat kota Bandung atau sekitar 20 km dari Majalaya.
Perjalanan menuju ke kawasan Gunung Rakutak akan lebih mudah jika ditempuh dengan kendaraan pribadi.
Jika dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Jalan Soekarno-Hatta ke arah perempatan Buah Batu dan selanjutnya ke arah Dayeuh Kolot dan Baleendah.
Setelah melewati Baleendah, perjalanan bisa dilanjutkan menuju ke Terminal Ciparay dan berbelok ka arah kanan menuju ke Kecamatan Pacet.
Selanjutnya bisa langsung menuju ke Desa Sukarame dan berhenti di pos registrasi pendakian dengan tulisan HIMPALA RAKUTAK (Himpunan Pelestaran Alam Rakutak).
Para pendaki bisa melakukan pendakian sendiri atau didampingi oleh relawan Rakutak untuk menemukan jalur pendakian yang tepat.
Biasanya para pendaki akan diberikan pohon yang nantinya bisa ditanam di kawasan hutan yang ada di jalur pendakian.

Jalur Pendakian Gunung Rakutak

Pada pendakian ke puncak Rakutak, ada tiga jalur yang bisa digunakan, dua diantaranya melalui Desa Sukarame dan jalur lainnya melalui Majalaya.
Pada awal jalur pendakian, medan yang ditempuh masih cukup landai dan didominasi dengan perkebunan milik warga.
Setelah melewati perkebunan bawang dan kopi, para pendaki akan memasuki kawasan hutan bambu.
Selanjutnya perjalanan akan menempuh medan yang menanjak dengan hutan perdu yang banyak ditumbuhi tumbuhan berduri dan juga jelantang yang akan memberikan efek panas dan gatal jika tersentuh kulit.
Selain itu, di kawasan Gunung Rakutak para pendaki juga perlu mewaspadai serangan pacet atau lintah yang memang banyak terdapat di medan yang lembab.
Sebelum mencapai Tegal Alun, tidak ada dataran yang cukup luas untuk mendirikan tenda.
Jika Tegal Alun identik dengan pendakian di Gunung Papandayan, maka di Gunung Rakutak pun ada Tegal Alun namun dengan ukuran yang tidak begitu luas, dan hanya bisa digunakan untuk mendirikan sekitar 5 tenda saja.
Di sekitar kawasan Tegal Alun, pendaki bisa mendapatkan sumber air dengan menempuh perjalanan yang cukup menantang.
Dari Tegal Alun dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit untuk mencapai Puncak Bayangan, di puncak ini pun masih tersedia lahan datar untuk mendirikan tenda namun hanya cukup untuk 2-3 tenda saja.
Di Puncak Bayangan para pendaki akan menyaksikan keindahan Bandung dari ketinggian.
Dari Puncak Bayangan menuju ke Puncak Utama, para pendaki akan melewati jembatan yang cukup populer dengan sebutan Siratal Mustaqim.
Istilah jembatan menunjukkan sempitnya jalur yang harus dilalui dengan lebar hanya sekitar 1 meter saja. Sementara di kanan kiri jalan merupakan jurang yang cukup dalam.
Para pendaki harus ekstra hati-hati ketika melewati jalur ekstrem ini.
Butuh waktu sekitar 20 menit untuk melewati jalur jembatan ektstrem ini dan para pendaki akan tiba di Puncak Utama.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian ke Puncak Utama sekitar 4 jam dan kurang lebih 2 jam perjalanan untuk turun kembali.
Dari ketinggian Puncak Utama kelelahan yang dirasakan selama di perjalanan akan segera terbayarkan.
Di lokasi ini akan terlihat pemandangan yang menakjubkan seperti Gunung Cikuray dan Gunung Papandayan di sebelah timur. Sementara di sebelah barat terlihat Gunung Malabar.
Kabut yang acapkali turun memberikan nuansa khas pegunungan yang bikin adem.
Di puncak ini juga terlihat kawah Kamojang dan Danau Ciharus yang tentu akan mengingatkan pada eksotisme Danau Ranukumbolo di Gunung Semeru.
Untuk mencapai ke lokasi Danau Ciharus, para pendaki bisa menyusuri sungai dengan arah yang berlawanan.
Danau Ciharus sendiri menyimpan banyak cerita masa lalu yang kelam, terutama karena di kawasan ini konon menjadi tempat pelarian para pemberontak DI/TII yang telah dikepung oleh TNI.
Karena terdesak, akhirnya banyak anggota pemberontak yang menceburkan diri ke dalam danau.
Terlepas dari kisah kelam di masa lalu, Danau Ciharus menjadi salah satu lokasi yang banyak disambangi oleh komunitas motor trail.

Fakta Seputar Gunung Rakutak

  1. Pendakian pertama di puncak Gunung Rakutak dilakukan oleh murid dari Junghuhn yang bernama C.S. Wormster, dengan menggunakan jalur pendakian di sebelah timur gunung atau melalui Kamojang.
  2. Pasca kemerdekaan, tepatnya di bulan Juni tahun 1962 pimpinan pembrontak DI/TII ditangkap di kawasan Gunung Rakutak dengan taktik yang dikenal dengan istilah pagar betis.
  3. Meskipun memiliki ketinggian yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan gunung tinggi lainnya, namun perjalanan menuju ke Puncak Rakutak cukup melelahkan dan menantang.
  4. Gunung Rakutak memiliki 3 puncak, yaitu Puncak 1, Puncak 2, dan Puncak 3 atau Puncak Utama.
  5. Pada salah satu jalur pendakian melalui Desa Sukarame, para pendaki tidak akan melewati Puncak 1 tetapi langsung ke Puncak 2.
  6. Tegal Alun tidak hanya ada di Gunung Papandayan karena di Gunung Rakutak pun ada Tegal Alun meskipun dalam ukuran yang lebih kecil.
  7. Danau Ciharus di Gunung Rakutak memberikan nuansa alam yang menakjubkan, tidak mengherankan jika spot ini disebut-sebut sebagai miniaturnya Danau Ranukumbolo di Gunung Semeru.
  8. Gunung Rakutak menjadi spot favorit bagi komunitas motor trail untuk melatih kepiawaiannya dalam berkendara di medan yang menantang.
  9. Kawasan Gunung Rakutak menjadi habitat bagi reptil penghisap darah pacet atau lintah yang harus diwaspadai.

Tips Mendaki Gunung Rakutak

  1. Jalur yang dilalui untuk mencapai puncak cukup ekstrem dan melelahkan, pastikan untuk mempersiapkan kondisi fisik agar tetap prima di perjalanan.
  2. Kegiatan pendakian ke puncak Gunung Rakutak harus diinformasikan terlebih dulu di Basecamp Himpala Rakutak dengan mengisi buku tamu dan membayar seikhlasnya.
  3. Bawa bekal air yang cukup untuk perjalanan hingga mencapai puncak gunung karena untuk mendapatkan sumber air bersih harus melalui jalur tracking yang cukup curam.
  4. Lengkapi kebutuhan logistik agar tidak kelaparan di perjalanan.
  5. Jaga tingkah laku dan jangan buang sampah sembarangan, bawa sampah pulang karena gunung bukanlah tempat sampah.
  6. Jangan melakukan aksi vandalisme atau kegiatan lainnya yang bisa mencemari lingkungan, jaga kelestarian lingkungan karena gunung tersebut merupakan sumber air bagi warga sekitar.

0 komentar:

Post a Comment

DONASI


REK. PAYPAL : gm.ropiiq@gmail.com

Popular Posts