Bagi kalian yang tertarik berlibur sambil menguji nyali bisa mencoba mendaki gunung Abang yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Bali setelah gunung Agung dan gunung Batukaru. Meski tidak sepopuler kawannya, gunung Agung dan Batur, tapi mendaki di ketinggian 2.152 Mdpl ini perlu keberanian dan semangat yang lebih tinggi untuk sampai ke puncaknya karena medan yang cukup sulit akan kalian temui sepanjang perjalanan.
Gunung yang satu ini bukan termasuk gunung aktif seperti gunung Batur, jadi nggakheran karena di sepanjang perjalanan kalian akan menemukan pohon-pohon besar yang membuat medan perjalanan menjadi sulit karena sewaktu-waktu bisa saja tumbang (duh, jangan sampai). Belum lagi sepanjang jalan tertutup padang rumput dan tanaman semak yang tinggi, undakan-undakan batu yang terjal dan licin, dan kabut tebal yang menutupi pemandangan menemani sepanjang perjalanan. Tetapi rasa capek dan lelah setelah menghadapi rintangan sepanjang perjalanan rasanya terbayarkan begitu sudah sampai di atas puncaknya.
Berada bersebelahan dengan gunung Batur yang keduanya dibatasi dengan danau Batur membuat gunung Abang menjadi salah satu tempat wisata yang wajib masuk list itinerary liburan karena kalian bisa sekaligus menikmati pemandangan ketiganya dari atas puncak Gunung Abang.
Mendaki gunung Abang bisa dilakukan kapan saja karena pemandangan yang paling menonjol adalah kaldera atau yang sering disebut danau Batur yang tepat berada di bawahnya, namun disarankan memulai pendakian di waktu pagi hari supaya nggak terlalu panas ketika di puncak dan juga nggakkemalaman begitu turun dari puncak gunung Abang.
Biasanya pendakian dimulai pada pagi hari pukul 03.00 untuk selanjutnya sampai di puncak sekitar jam 05.30 dengan asumsi pada jam tersebut kalian sudah siap menikmati keindahan sunriseyang terbit pukul 06.00. Meski sempat terhalang kabut dan nggakmudah terlihat karena pemandangan terhalang dengan pepohonan, tapi penampakan sunrise yang malu-malu akhirnya dapat terlihat juga meskinggakdengan danau Batur yang ada di bawahnya karena lagi tertutup kabut.
Kalau memutuskan untuk kesini, jangan lupa membawa baju tebal atau jaket, sarung tangan, penutup kepala, masker atau buff yang bisa melindungi alat pernafasan karena cuaca kadang-kadang berubah ektrim dan suhu di bawah rata-rata. Selanjutnya semoga perjalanan kalian dalam rangka menyusuri puncak tertinggi ketiga di Bali inimamargi antar (berjalan dengan baik dan lancar) ya!
0 komentar:
Post a Comment