Siapa yang tak kenal gunung yang satu ini, beberapa waktu lalu popularitasnya meroket gegara sebuah novel yang kemudian diangkat menjadi film dengan judul sama, yakni 5 cm. Semeru dengan puncak legendarisnya Mahameru menjadi trending topic berkat 2 karya seni tersebut, efeknya jelas banyak masyarakat yang tadinya awam dengan kegiatan pendakian, mendadak berbondong-bondong ingin mendaki gunung ini karena tergila-gila dengan keindahan alam dan tantangan gunung yang satu ini. Positifnya, Semeru kebanjiran pendaki baru yang menjadi ladang pencaharian untuk masyarakat setempat, namun mirisnya, efek negatif yang ditimbulkan sangat mengancam kelestarian alam Semeru, ekosistem kawasan Taman Nasional ini terganggu dengan ulah para pendaki awam yang tak paham konservasi, serta sampah bawaan pendaki yang makin menggunung tinggi di gunung nan indah ini.
Gunung Semeru adalah gunung berapi tertinggi pulau Jawa, dengan puncak legendarisnya Mahameru berada pada ketinggian 3.676 mdpl. Kawah yang berada di puncak gunung ini dinamakan Jonggring Saloko. Pada tahun 1913 dan 1946, kawah ini memiliki kubah yang menambah ketinggian Semeru menjadi 3.744,8 mdpl. Hingga akhirnya pada akhir November 1973, di sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang. Semeru termasuk kedalam 2 wilayah administratif, yakni Malang dan Lumajang. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Jalur pendakian puncak tertinggi pulau jawa ini biasanya ditempuh lewat Desa Ranu Pane. Untuk menuju ke Ranu Pane dapat melalui Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang tinggal menaiki angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan menaiki Jeep atau truk sayuran menuju Ranu Pane. Di desa ini terdapat pos pemeriksaan, warung-warung kecil, dan tempat penginapan, atau jika tak keberatan, pendaki bisa bermalam di pos penjagaan. Di pos ini terdapat 2 buah danau, yakni Ranu (Danau) Pani dan Ranu Regulo. Dari desa yang terletak pada ketinggian 2.200 mdpl ini, pendakian menuju puncak mahameru dapat dilalui lewat 2 jalur, yakni via Watu Rejeng dan Gunung Ayek-ayek, kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Itulah sedikit informasi mengenai puncak tertinggi di pulau Jawa, yakni Gunung Semeru. Bagi kawan-kawan yang berminat mendaki, persiapkan diri dan perbekalan dengan baik sebelum memulai perjalanan. Selalu bersiap dengan segala kondisi terburuk yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Tak sedikit korban tewas ditemukan di Gunung ini, hal ini terjadi karena persiapan yang kurang baik, pengetahuan yang minim, serta tidak siap menghadapi perubahan alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti itu, sekali lagi persiapkan perjalanan anda dengan baik dan hati-hati. Salah satu korban tewas yang terkenal di gunung ini adalah Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa Indonesia tahun 60-an dan salah satu pendiri Mapala UI. Semoga informasi tadi bermanfaat untuk kawan-kawan sekalian, jadilah pendaki yang mendukung segala upaya konservasi alam Indonesia, agar kelestarian gunung yang kita daki tetap terjaga. Salam Lestari!
0 komentar:
Post a Comment